![](https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/guruberbagi-real/production/cover/medium/53943-1592466640.jpeg)
Sumber ilustrasi : http://kanalrumah.blogspot.com/2016/04/penggunaan-
Sumber : Pengalaman pribadi penulis
Penulis : KHAIRUL AKBAR
RPP terkait : SEGITIGA DAN SEGIEMPAT
Salah satu kompetensi dasar (KD) yang terdapat pada mata pelajaran matematika jenjang SMP yang secara struktur kurikulum akan dipelajari di akhir waktu belajar semester genap di kelas VII adalah KD 4.11 dengan bunyi “menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan keliling segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layanglayang) dan segitiga”. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu teknik penilaian yang dapat digunakan untuk menilai KD keterampilan adalah penilaian proyek.
“Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu instrumen proyek dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran” (Tim Direktorat Pembinaan SMP, 2017: 82).
Melihat karakteristik penilaian proyek yang dapat dilaksanakan dalam periode waktu tertentu, maka sangat tepat jika diterapkan di masa Belajar Dari Rumah (BDR) seperti saat ini. Hal inilah diterapkan untuk siswa kelas VII pada pembelajaran matematika dengantujuan selain dalam rangka untuk melakukan penilaian KD keterampilan, namun yang terpenting adalah memberikan pengalaman belajar bagi siswa dengan secara langsung menerapkan pengetahuan yang diperoleh pada saat pembelajaran yang dilakukan secara daring.
Penulis : KHAIRUL AKBAR
RPP terkait : SEGITIGA DAN SEGIEMPAT
Salah satu kompetensi dasar (KD) yang terdapat pada mata pelajaran matematika jenjang SMP yang secara struktur kurikulum akan dipelajari di akhir waktu belajar semester genap di kelas VII adalah KD 4.11 dengan bunyi “menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan keliling segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layanglayang) dan segitiga”. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu teknik penilaian yang dapat digunakan untuk menilai KD keterampilan adalah penilaian proyek.
“Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu instrumen proyek dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran” (Tim Direktorat Pembinaan SMP, 2017: 82).
Melihat karakteristik penilaian proyek yang dapat dilaksanakan dalam periode waktu tertentu, maka sangat tepat jika diterapkan di masa Belajar Dari Rumah (BDR) seperti saat ini. Hal inilah diterapkan untuk siswa kelas VII pada pembelajaran matematika dengantujuan selain dalam rangka untuk melakukan penilaian KD keterampilan, namun yang terpenting adalah memberikan pengalaman belajar bagi siswa dengan secara langsung menerapkan pengetahuan yang diperoleh pada saat pembelajaran yang dilakukan secara daring.
Pengalaman belajar sangatlah penting bagi perkembangan pengetahuan siswa, walupun di masa pandemi covid-19 seperti saat ini, dimana siswa tidak dapat berinteraksi langsung dengan guru maupun dengan siswa lain.
Adapun proyek yang dilakukan oleh siswa pada KD 4.11 adalah menggambar sketsa denah rumah masing-masing siswa disertai dengan ukurannya dan melakukan perhitungan luas lantai rumah tersebut. Untuk melakukan pengukuran dapat menggunakan alat ukur panjang dalam bentuk apa saja yang dimiliki oleh siswa di rumah masing-masing, bahkan jika siswa tidak memiliki alat ukur dibolehkan membuat alat ukur sendiri secara manual, misalnya dapat menggunakan tali atau sejenisnya dimana besaran ditentukan dengan perkirakan sendiri. Hal ini dilakukan agar siswa tetap berada di rumah masing-masing, tidak keluar rumah untuk mencari ataupun meminjam alat ukur panjang di tempat lain sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19.
Berbeda dengan pada kondisi normal seperti biasanya, tugas proyek akan dikerjakan secara berkelompok antar siswa, namun pada masa pandemi covid-19 seperti saat ini hal tersebut tidak mungkin diterapkan. Oleh karena itu, siswa diperbolehkan berkolaborasi dengan anggota keluarga masing-masing baik untuk melakukan pengukuran maupun perhitungan.
Adapun proyek yang dilakukan oleh siswa pada KD 4.11 adalah menggambar sketsa denah rumah masing-masing siswa disertai dengan ukurannya dan melakukan perhitungan luas lantai rumah tersebut. Untuk melakukan pengukuran dapat menggunakan alat ukur panjang dalam bentuk apa saja yang dimiliki oleh siswa di rumah masing-masing, bahkan jika siswa tidak memiliki alat ukur dibolehkan membuat alat ukur sendiri secara manual, misalnya dapat menggunakan tali atau sejenisnya dimana besaran ditentukan dengan perkirakan sendiri. Hal ini dilakukan agar siswa tetap berada di rumah masing-masing, tidak keluar rumah untuk mencari ataupun meminjam alat ukur panjang di tempat lain sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19.
Berbeda dengan pada kondisi normal seperti biasanya, tugas proyek akan dikerjakan secara berkelompok antar siswa, namun pada masa pandemi covid-19 seperti saat ini hal tersebut tidak mungkin diterapkan. Oleh karena itu, siswa diperbolehkan berkolaborasi dengan anggota keluarga masing-masing baik untuk melakukan pengukuran maupun perhitungan.
Sisi positif dari prosedur tugas proyek seperti ini adalah siswa menjadi lebih dekat dengan keluarga dan menumbuhkan nilai-nilai positif berupa kebiasaan melakukan kerjasama dengan keluarga yang mana mungkin pada kondisi normal jarang sekali hal tersebut dilakukan.
Pada proyek seperti tersebut, maka tugas keluarga sangat penting untuk membantu siswa, sedangkan tugas guru tetap memantau perkembangan proyek siswa dan guru juga menyediakan layanan konsultasi siswa secara daring melalui WhatsApp Group. Siswa dapat melakukan diskusi/konsultasi dengan guru mengenai berbagai kendala yang dihadapi saat mengerjakan proyek tersebut.
Selama mengerjakan proyek, ada beberapa kejadian unik di luar perkiraan saya selaku guru, dimana kejadian ini telah memberi pelajaran kepada saya bahwa terkadang sesuatu yang dianggap sangat mudah oleh guru namun hal tersebut sangat sulit bagi siswa. Selain itu saya menjadi belajar dari kesalahan siswa, bahkan saya mengucapkan terima kasih kepada siswa karena telah menyadarkan saya. Salah satu kasus adalah terdapat siswa yang pada saat melakukan pengukuran panjang ruangan di rumahnya, siswa tersebut menemukan ukuran panjang dan lebar adalah 157 cm dan 118 cm.
Tentu sekali ukuran ini tidak logis, karena terlalu kecil untuk ukuran normal sebuah ruangan rumah. Saat siswa tersebut melakukan konsultasi pada saya, siswa tersebut sangat yakin bahwa ukuran tersebut benar dan cara mengukur juga sudah benar, bahkan siswa terbut mengatakan bahwa dia dibantu oleh orangtuanya langsung. Siswa tersebut juga menunjukkan foto alat ukur yang digunakan dimana memang benar alat ukur panjang yang digunakan adalah alat ukur panjang standar yang biasa digunakan oleh tukang bangunan.
Saat saya minta siswa menunjukkan foto saat melakukan pengukuran, dan saya minta untuk menunjukkan foto alat ukur tersebut. Ternyata memang benar alat ukur menunjukkan angka 157 tetapi satuannya adalah inci yang mana setara dengan 400 cm atau 4 meter, dan ternyata siswa tersebut belum mengetahui bahwa angka 157 adalah besaran dengan satuan inci, sedangkan untuk mengetahui ukuran dengan satuan centimeter (cm) harus melihat angka pada sisi sebelahnya. Pembelajaran yang saya peroleh dari kasus siswa tersebut adalah bahwa pada alat ukur panjang yang beredar di masyarakat luas memang menggunakan dua jenis satuan panjang dalam satu alat ukur, yaitu satuan inci dan satuan centi meter (cm) ataupun satuan meter.
Sumber : https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/